Senin, 10 Oktober 2011

PHOTO HUT SMPN 3 BAWEN

                                                     Parade Fashion Show guru
                                                 Parade 2
                                                       Parade 3
                                                 Tampil Beda
                                                    Duet Maut
                                                Duet Guru dan Siswa
                                            Maju Terus SMPN 3 Bawen
                                                       Pede Aja
                                                         Yang Penting Tampil

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
NOMOR 16 TAHUN 2009

TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN  ANGKA KREDITNYA



DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI  NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,


Menimbang       : a.    bahwa Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru


dan     Angka     Kreditnya    sudah    tidak     sesuai     dengan
perkembangan profesi dan tuntutan kompetensi Guru;

b.
bahwa  sehubungan  dengan  hal  tersebut,  perlu  mengatur


kembali  Jabatan  Fungsional  Guru  dan  Angka  Kreditnya


dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur


Negara Dan Reformasi Birokrasi;
Mengingat
: 1.
Undang-Undang    Nomor 8    Tahun 1974   tentang   Pokok-


Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun   1974    Nomor    55,    Tambahan   Lembaran   Negara


Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah


dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran


Negara    Republik   Indonesia   Tahun   1999    Nomor    169,


Tambahan  Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Nomor


3890);

2.
Undang-Undang  Nomor  20  Tahun  2003  tentang  Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun   2003    Nomor    6,    Tambahan    Lembaran   Negara

Republik Indonesia Nomor 4301);

3.    Undang-Undang         Nomor            32      Tahun         2004              tentang Pemerintahan     Daerah     (Lembaran      Negara      Republik Indonesia  Tahun                2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara  Republik   Indonesia  Nomor  4437),  sebagaimana telah  dua  kali  diubah,   terakhir  dengan  Undang-Undang Nomor     12                     Tahun       2008                (Lembaran                     Negara  Republik Indonesia  Tahun  2008  Nomor  59,  Tambahan  Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4.    Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor     157,     Tambahan    Lembaran    Negara     Republik

Indonesia Nomor 4586);

5.    Peraturan   Pemerintah    Nomor    4    Tahun    1966    tentang Pemberhentian                     Sementara     Pegawai      Negeri    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2797);
6.    Peraturan  Pemerintah Nomor  7  Tahun  1977  tentang  Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun   1997 Nomor                        11,               Tambahan         Lembaran           Negara Republik    Indonesia      Nomor               3098), sebagaimana     telah sebelas kali  diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 21);
7.    Peraturan   Pemerintah   Nomor   30    Tahun   1980   tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia  Tahun  1980  Nomor  50,  Tambahan  Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3176);
8.    Peraturan   Pemerintah   Nomor   16    Tahun   1994   tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik   Indonesia  Tahun  1994  Nomor  22,  Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547);
9.    Peraturan   Pemerintah   Nomor   97    Tahun   2000   tentang

2

Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia  Tahun  2000  Nomor  194,  Tambahan  Lembaran Negara  Republik   Indonesia  Nomor  4015),  sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun
2003  (Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  2003

Nomor     122,     Tambahan    Lembaran    Negara     Republik

Indonesia Nomor 4332);

10. Peraturan   Pemerintah  Nomor   98    Tahun   2000   tentang Pengadaan                           Pegawai      Negeri   Sipil           (Lembaran    Negara Republik  Indonesia  Tahun  2000  Nomor  195,  Tambahan Lembaran   Negara           Republik        Indonesia   Nomor       4016), sebagaimana  telah  diubah  dengan  Peraturan  Pemerintah Nomor    11          Tahun       2002 (Lembaran     Negara           Republik Indonesia  Tahun  2002  Nomor  31,  Tambahan  Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4192);
11. Peraturan   Pemerintah   Nomor  99    Tahun   2000   tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik  Indonesia  Tahun  2000  Nomor  196,  Tambahan Lembaran            Negara    Republik         Indonesia                Nomor              4017), sebagaimana  telah  diubah  dengan  Peraturan  Pemerintah Nomor      12           Tahun  2002    (Lembaran      Negara           Republik Indonesia  Tahun  2002  Nomor  32,  Tambahan  Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4193);
12. Peraturan  Pemerintah  Nomor  101  Tahun  2000  tentang Pendidikan   dan  Pelatihan  Jabatan  Pegawai  Negeri  Sipil (Lembaran Negara  Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
198,   Tambahan   Lembaran    Negara   Republik   Indonesia

Nomor 4019);

13. Peraturan   Pemerintah    Nomor    9    Tahun    2003    tentang Wewenang                                Pengangkatan,                  Pemindahan,          dan Pemberhentian  Pegawai  Negeri  Sipil  (Lembaran  Negara Republik   Indonesia  Tahun  2003  Nomor  15,  Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263);
14. Peraturan   Pemerintah   Nomor   19    Tahun   2005   tentang

Standar  Nasional  Pendidikan  (Lembaran  Negara  Republik

3

Indonesia  Tahun  2005  Nomor  41,  Tambahan  Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

194,    Tambahan   Lembaran    Negara    Republik   Indonesia

Nomor 4941);

16. Peraturan    Presiden    Nomor     9     Tahun    2005     tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah empat kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008;
17. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun l999 tentang  Rumpun

Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

Memperhatikan : 1.    Usul  Menteri  Pendidikan  Nasional  dengan   surat  Nomor

175/MPN/KP/2007 tanggal 15 November 2007;

2.    Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan surat Nomor K 26-30/V 165-1/93 tanggal 23 Desember 2008;
MEMUTUSKAN :

Menetapkan      : PERATURAN      MENTERI       NEGARA      PENDAYAGUNAAN APARATUR                               NEGARA     DAN   REFORMASI              BIROKRASI TENTANG                       JABATAN    FUNGSIONAL   GURU    DAN    ANGKA
KREDITNYA.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam   Peraturan   Menteri    Negara    Pendayagunaan  Aparatur    Negara    Dan

Reformasi Birokrasi ini yang dimaksud dengan:

1.    Jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas,  tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik,  mengajar,                    membimbing,                         mengarahkan,   melatih,   menilai,   dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.
2.    Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik


4

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
3.    Kegiatan  pembelajaran  adalah  kegiatan  Guru  dalam  menyusun  rencana pembelajaran,   melaksanakan                                pembelajaran   yang  bermutu,   menilai   dan mengevaluasi  hasil  pembelajaran,  menyusun  dan  melaksanakan  program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik.
4.    Kegiatan   bimbingan   adalah   kegiatan   Guru    dalam   menyusun   rencana bimbingan,                   melaksanakan       bimbingan,  mengevaluasi   proses    dan    hasil bimbingan,  serta  melakukan  perbaikan  tindak  lanjut  bimbingan  dengan memanfaatkan hasil evaluasi.
5.    Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi Guru yang dilaksanakan sesuai  dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
6.    Tim penilai Jabatan Fungsional Guru adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dan bertugas menilai prestasi kerja Guru.
7.    Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.
8.    Penilaian kinerja Guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama

Guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.

9.    Daerah  Khusus  adalah  daerah  yang  terpencil  atau  terbelakang,  daerah dengan kondisi  masyarakat adat yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah yang  mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain.
10. Program   induksi   adalah   kegiatan   orientasi,   pelatihan   di   tempat    kerja, pembimbingan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Guru.
BAB II

RUMPUN JABATAN, JENIS GURU, KEDUDUKAN, DAN TUGAS UTAMA
Pasal 2
Jabatan Fungsional Guru adalah jabatan tingkat keahlian termasuk dalam rumpun pendidikan tingkat taman kanak-kanak, dasar, lanjutan, dan sekolah khusus.




5

Pasal 3

Jenis Guru berdasarkan sifat, tugas, dan kegiatannya meliputi:

a.    Guru Kelas;

b.    Guru Mata Pelajaran; dan

c.    Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.

Pasal 4

(1) Guru    berkedudukan   sebagai    pelaksana    teknis    fungsional   di    bidang pembelajaran/bimbingan  dan  tugas  tertentu  pada  jenjang pendidikan  anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
(2) Guru  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  dalam  peraturan  ini,  adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 5

(1) Tugas utama Guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini  jalur  pendidikan  formal,  pendidikan  dasar,  dan  pendidikan  menengah serta tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
(2) Beban  kerja  Guru  untuk  mendidik,  mengajar,  membimbing,  mengarahkan, dan/atau melatih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
(3) Beban  kerja  Guru  bimbingan  dan  konseling/konselor  adalah  mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik
dalam 1 (satu) tahun.

BAB III

KEWAJIBAN, TANGGUNGJAWAB, DAN WEWENANG Pasal 6
Kewajiban Guru dalam melaksanakan tugas adalah:

a.    merencanakan     pembelajaran/bimbingan,     melaksanakan     pembelajaran/ bimbingan  yang  bermutu,  menilai  dan  mengevaluasi  hasil  pembelajaran/ bimbingan, serta melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan;
b.    meningkatkan  dan  mengembangkan  kualifikasi  akademik  dan  kompetensi secara   berkelanjutan  sejalan  dengan  perkembangan  ilmu  pengetahuan, teknologi, dan seni;
c.    bertindak obyektif  dan tidak diskriminatif  atas pertimbangan jenis kelamin,

agama, suku, ras, dan kondisi fisik    tertentu, latar belakang keluarga,    dan


6

status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

d.    menjunjung  tinggi  peraturan  perundang-undangan,  hukum,  dan  kode  etik

Guru, serta nilai agama dan etika; dan

e.    memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Pasal 7

Guru  bertanggungjawab  menyelesaikan  tugas  utama  dan  kewajiban  sebagai pendidik sesuai dengan yang dibebankan kepadanya.
Pasal 8

Guru  berwenang  memilih  dan  menentukan  materi,  strategi,  metode,  media pembelajaran/bimbingan dan alat penilaian/evaluasi dalam melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan untuk mencapai hasil pendidikan yang bermutu sesuai
dengan kode etik profesi Guru.

BAB IV

INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANSI PEMBINA Pasal 9
Instansi  pembina  Jabatan  Fungsional  Guru  adalah  Departemen  Pendidikan

Nasional.

Pasal 10

Instansi  pembina  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  9  mempunyai  tugas membina   Jabatan  Fungsional  Guru  menurut  peraturan  perundang-undangan dengan fungsi antara lain:
a.    penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru;

b.    penyusunan pedoman formasi Jabatan Fungsional Guru;

c.    penetapan standar kompetensi Guru;

d.    pengusulan tunjangan Jabatan Fungsional Guru;

e.    sosialisasi Jabatan Fungsional Guru serta petunjuk pelaksanaannya;

f.     penyusunan kurikulum pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis fungsional

Guru;

g.    penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis dan penetapan sertifikasi Guru;
h.    pengembangan sistem informasi Jabatan Fungsional Guru;

i.     fasilitasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru;
j.     fasilitasi pembentukan organisasi profesi dan penyusunan kode etik Guru; dan k. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru.

7

BAB V

UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN Pasal  11
Unsur dan sub unsur kegiatan Guru yang dinilai angka kreditnya adalah:

a.    Pendidikan, meliputi:

1.    pendidikan formal dan memperoleh gelar/ijazah; dan

2.    pendidikan dan pelatihan (diklat) prajabatan dan memperoleh surat tanda tamat   pendidikan  dan  pelatihan                                        (STTPP)  prajabatan  atau  sertifikat termasuk program induksi.
b.    Pembelajaran/bimbingan dan tugas tertentu, meliputi:

1.    melaksanakan  proses  pembelajaran,  bagi  Guru  Kelas  dan  Guru  Mata

Pelajaran;

2.    melaksanakan proses bimbingan, bagi Guru Bimbingan dan Konseling;

dan

3.    melaksanakan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. c.       Pengembangan keprofesian berkelanjutan, meliputi:
1.    pengembangan diri:

a)   diklat fungsional; dan

b)   kegiatan  kolektif  Guru  yang  meningkatkan  kompetensi  dan/atau keprofesian Guru;
2.    publikasi Ilmiah:

a)   publikasi  ilmiah  atas  hasil  penelitian  atau  gagasan  inovatif  pada bidang pendidikan formal; dan
b)   publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman Guru;

3.    karya Inovatif:

a)   menemukan teknologi tepat guna;

b)   menemukan/menciptakan karya seni;

c)    membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum; dan

d)   mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya;
d.    Penunjang tugas Guru, meliputi:

1.    memperoleh    gelar/ijazah   yang    tidak    sesuai   dengan    bidang   yang diampunya;
2.    memperoleh penghargaan/tanda jasa; dan

3.    melaksanakan kegiatan yang mendukung tugas Guru, antara lain :


8

a)   membimbing    siswa    dalam    praktik    kerja    nyata/praktik    industri/

ekstrakurikuler dan sejenisnya;

b)   menjadi organisasi profesi/kepramukaan; c)       menjadi tim penilai angka kredit; dan/atau d)          menjadi tutor/pelatih/instruktur.
BAB VI

JENJANG JABATAN DAN PANGKAT Pasal  12
(1) Jenjang Jabatan Fungsional Guru dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu:
a.    Guru Pertama;

b.    Guru Muda;

c.    Guru Madya; dan d.         Guru Utama.
(2) Jenjang pangkat Guru untuk setiap jenjang jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu:
a.    Guru Pertama:

1.    Penata Muda, golongan ruang III/a; dan

2.    Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b;

b.    Guru Muda:

1.    Penata, golongan ruang III/c; dan

2.    Penata Tingkat I, golongan ruang III/d. c.            Guru Madya:
1.    Pembina, golongan ruang IV/a;

2.    Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan

3.    Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. d. Guru Utama:
1.    Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d; dan

2.    Pembina Utama, golongan ruang IV/e.

(3) Jenjang     pangkat     untuk     masing-masing     Jabatan     Fungsional    Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (2), adalah jenjang pangkat dan jabatan berdasarkan  jumlah angka kredit yang dimiliki untuk masing-masing jenjang jabatan.
(4) Penetapan  jenjang  Jabatan  Fungsional  Guru  untuk  pengangkatan  dalam

jabatan  ditetapkan  berdasarkan  jumlah  angka  kredit  yang  dimiliki  setelah


9

ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit sehingga dimungkinkan pangkat dan jabatan tidak sesuai dengan pangkat dan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
BAB VII

RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI Pasal 13
(1) Rincian kegiatan Guru Kelas sebagai berikut:

a.    menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;

b.    menyusun silabus pembelajaran;

c.    menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;

d.    melaksanakan kegiatan pembelajaran;

e.    menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;

f.     menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di kelasnya;
g.    menganalisis hasil penilaian pembelajaran;

h.    melaksanakan     pembelajaran/perbaikan      dan      pengayaan     dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
i.     melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya;
j.     menjadi  pengawas  penilaian  dan  evaluasi  terhadap  proses  dan  hasil belajar tingkat sekolah dan nasional;
k.    membimbing guru pemula dalam program induksi;

l.     membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;

m.  melaksanakan pengembangan diri; n.       melaksanakan publikasi ilmiah; dan o.           membuat karya inovatif.
(2) Rincian kegiatan Guru Mata Pelajaran sebagai berikut:

a.    menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;

b.    menyusun silabus pembelajaran;

c.    menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;

d.    melaksanakan kegiatan pembelajaran;

e.    menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;

f.     menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran yang diampunya;
g.    menganalisis hasil penilaian pembelajaran;

h.    melaksanakan     pembelajaran/perbaikan      dan      pengayaan     dengan

10

memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;

i.     menjadi  pengawas  penilaian  dan  evaluasi  terhadap  proses  dan  hasil belajar tingkat sekolah dan nasional;
j.     membimbing guru pemula dalam program induksi;

k.    membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;

l.     melaksanakan pengembangan diri; m.  melaksanakan publikasi ilmiah; dan n.          membuat karya inovatif.
(3) Rincian kegiatan Guru Bimbingan dan Konseling sebagai berikut:

a.    menyusun kurikulum bimbingan dan konseling;

b.    menyusun silabus bimbingan dan konseling;

c.    menyusun satuan layanan bimbingan dan konseling;

d.    melaksanakan bimbingan dan konseling per semester;

e.    menyusun alat ukur/lembar kerja program bimbingan dan konseling;

f.     mengevaluasi proses dan hasil bimbingan dan konseling;

g.    menganalisis hasil bimbingan dan konseling;

h.    melaksanakan   pembelajaran/perbaikan   tindak   lanjut   bimbingan   dan konseling dengan memanfaatkan hasil evaluasi;
i.     menjadi  pengawas  penilaian  dan  evaluasi  terhadap  proses  dan  hasil belajar tingkat sekolah dan nasional;
j.     membimbing guru pemula dalam program induksi;

k.    membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;

l.     melaksanakan pengembangan diri; m.  melaksanakan publikasi ilmiah; dan n.          membuat karya inovatif.
(4) Guru selain melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat (2), atau ayat (3) dapat melaksanakan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi  sekolah/madrasah sebagai:
a.    kepala sekolah/madrasah;

b.    wakil kepala sekolah/madrasah;

c.    ketua program keahlian atau yang sejenisnya;

d.    kepala perpustakaan sekolah/madrasah;

e.    kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau yang sejenisnya pada sekolah/madrasah; dan
f.     pembimbing  khusus  pada  satuan  pendidikan  yang  menyelenggarakan

pendidikan inklusi.

11